Headlines News :

Written By Unknown on Rabu, 12 Desember 2012 | 01.01

Pendek Cerita... kami pun berjanji untuk ketemuan. Sesuatu yang di tungggu-tunggu pun tiba. Sosok bertubuh sedikit kecil dan berpakaian sederhana menghampiriku, (persis seperti penampilan abangnya...)

Awal yang baik, kami melanjutkan pertemanan kami dengan sering jalan bareng. Waktu pun terasa cepat berlalu. Dia pindah keluar kota, karena mendapat pekerjaan baru. Aku pun sudah jarang bertemu dengannya. Kalau pun ada,, itu hanya sesekali... bila dia libur dan pulang kerumahnya.


***
Ada suatu malam,,, Aku merasa galau, karna berakhirnya cinta ku pada pacar ku. Ku putuskan untuk menelponnya, karena aku butuh seseorang untuk curhat. Dalam perbincangan itu aku menceritakan apa yang terjadi sebenarnya, tapi yang malah mengejutkan ku.. cerita ku tidaklah se-Ironis ceritanya. Aku pacaran selama 16bln saja kesedihan ini bisa berlarut-larut,, tapi dia malah lebih lama, berpacaran selama 5 thn, tapi tetap tegar menghadapinya.

Aku tersentak sadar,, betapa dia adalah lelaki yang sabar, dia hanya berkata “mungkin dia bukan jodoh mas..”

Hhmm.... rasa damai saat aku mendengar ucapannya, ku rasa kesedihan ini pun harus ku akhiri, memulai cerita yang baru dan semangat yang baru. Ku coba tanya mengapa mereka sampai putus, mengakhiri kebersamaan 5 thn dengan begitu saja. Tapi dia hanya menjawab “berbeda pendapat ajah,, dan kami sudah memutuskan pilih jalan masing-masing”

Sungguh jawabannya itu membuatku merasa tidak puas,, ingin rasanya ku tanya lebih dalam, tapi itu tidak mungkin, aku tidak boleh bertanya terlalu detail,, nanti juga aku akan tau semuanya bila aku mau bersabar.

Sejak mengenalnya, aku selalu ingin tau tentangnnya, ku cari informasi dimana saja, dengan siapa saja, demi mendapatkan sesuatu informasi tentang dirinya, salah satu kabar yang aku tau adalah dia beragama Katholik. Sungguh suatu yang mengejutkan bagi ku... dan mungkin inilah penyebabnya mengapa mereka putus, pasti tidak salah lagi semua itu karena agama.

Aku masih ingat betul 8 April 2011 aku bertemu dengannya disebuah kost Adik sepupuku, dan kini waktu kian berlalu,, perkenalan ku dengannya semakin akrab, saling berbagi perhatian, saling memberi semangat, sebagai tanda kami saling membutuhkan.

Aku mulai rindu, jika lama tak bertemu, aku mulai gelisah bila sms nya tak kunjung menghampiri inbox ku. Ada apa sebenarnya yang terjadi padaku, aku mulai menggantungkan keceriaan ku padanya. Ditambah lagi dia memberi ku sebuah kado yang disaat Ultah ku, dan aku merasa semua itu sangat spesial. Semakin lama rasa ini semakin membukit,, rasa ini sungguh sulit untuk diungkapkan,, aku hanya tidak ingin jika jawaban dari pernyataan hati ku ini adalah CINTA. Aku takut.... aku takut bila Jatuh Cinta padanya.

***
Malam tu malam Minggu,, tiba-tiba Hape ku berdering dan tertulis “ Akis Calling....”
Eemm....hati ku langsung berdetak kencang,, ingin secepatnya ku pencet tombol hijau,, tapi aku perlu waktu sedikit untuk menenangkan hati agar tidak gemetar saat mengangkat telponnya.
Penjang lebar kami bercerita,, walau kadang-kadang terdiam, karna mungkin dia tidak terlalu pandai bicara,, dia kemudian bertanya “nanti hari minggu adek kuliah ya..?”,, “iya mas... emangnya kenapa.?” Jawab ku.

“Enggak,, mas mau ngajakin keundangan ntar tanggal 20 november, Mantan mas nikah...” betapa aku terkejut mendengarnya, masa sih bisa secepat itu pikir ku, baru Februari kemarin mereka putus,, kenapa November ini sudah mau nikah mantannya, ribuan tanda tanya muncul di benak ku. “ mungkin adek nggak bisa ya..?” ucapnya lagi.. tapi aku langsung menjawab “ adek pengen ikut mas, adek pengen kesana, bisa kok... nanti juga nggak banyak tugas lagi, jadi adek bisa ijin dulu minggu itu..” Aku tidak mungkin melewati kesempatan itu, apa pun akan ku lakukan agar bisa ikut dia.
Keinginan itu pun terwujud, dikampus nggak ada dosen, aku pun tanpa pikir panjang langsung pulang, tidak lama kemudian dia pun datang kerumah ku untuk menjemputku, walau cuaca kelihatan mendung, tapi tidak membuat semangat ku lemah untuk ikut dengannya.

Tak perlu berlama-lama lagi, aku berangkat, mungkin sedikit nekad, awan putih berubah menjadi gelap, walau kami berharap hujan tak hadir, tapi kuasa Tuhan tidak lah dapat ditahan, di perjalanan kami kehujanan, kami berhenti disebuah warung untuk menghindari hujan lebat, hampir 1 jam kami disitu, hanya terdiam, sambil terucap doa semoga hujannya berhenti.

Yacchh,,,, sepertinya hujan pun mengerti, meski gerimis mengusik, kami tetap melanjutkan perjalanan, eemm... namanya juga musim hujan,, di perjalanan selanjutnya kami kehujanan lagi, kemudian kami berteduh lagi.

Aku ingin cepat sampai, baju ku juga sudah basah, untuk apa berteduh, aku memaksanya untuk melanjutkan perjalanan kami, akhirnya dia mengikuti ingin ku, Huuuuftt.... perjalanan yang melelahkan,, kesabaran ku seperti membara, aku ingin tau dimana rumahnya,” mengapa jauh sekali..??” ucap ku dalam hati. Jalan rusak dan berliku, turun naik tanjakan, hingga kebun karet pun kami lewati. Hati ku banyak berkata “ Ya Allah... bagaimana mungkin pengorbanannya yang begitu ikhlas harus dibalas dengan sebuah kekecewaan, 5 thn untuk malam minggu bersama pasti sangat melelahkan baginya, mengapa dia begitu kuat..??” Hahh.... keadaan ini membuat ku semakin terkagum padanya.

Tiba-tiba dia berkata pada ku “ pasti nanti adek dibilang pacar mas,,,he..”

Aku langsung menjawab “ ya nggak apa apa lah mas, biarin aja,.” Aku berusaha cuek dengan perkataan itu, walaupun sebenarnya sangat mengagetkan ku.

Akhirnya tiba juga di tempat resepsi, karna hujan tamu pun tidak terlalu ramai, tapi aku tau... orang-orang di sekililing itu memperhatikan ku.

Yupz... perkataannya itu benar, aku dianggap pacarnya, hhmm... terpaksa aku harus mengikuti persandiwaraan ini, Orang tua manta nya, keluarganya, temannya, semua beranggapan begitu. Bahkan sebuah perkataan yang sempat membuat ku terkejut adalah disaat ibu Mantannya berkata “ Oo,,, ada akis... hhmm,, sama cewek yaa,, tapi kok yang ini pake jilbab.?? Yaa... nggak apa apa lah, mungkin yang ini berjodoh”

aku hanya tersenyum, walau dalam hati ku keheranan mulai menghampiri, aku tau jawabannya, Ini lah jawaban atas pertanyaan yang selama ini ku simpan,. Tepat sekali,, mereka harus mengakhiri kebersamaan mereka karena Keyakinan.

Tak lama kami pulang,, berpamitan dengan Pengantin, lalu diminta foto bareng, Mungkin akan menjadi kenangan yang Abadi....

Saat perjalanan pulang,, betapa aku sangat mengerti posisinya, aku tau perasaannya, tidak mudah menerima semua ini dengan bersembunyi dibalik senyum kesederhanaanya. Ingin rasanya aku memeluk erat tubuhnya, agar hatinya yang berdegub kencang dapat meredam, aku tidak tau harus berbuat apa, sebisa mungkin aku harus bisa membuatnya kuat untuk melewati semua ini.

Berkali-kali ucapan terima kasih dia ucapkan untuk ku, karna sudah bersedia menemaninya dalam kisah masa lalunya ini, tapi aku hanya bisa tersenyum, aku takut salah berbicara yang hanya akan menambah lukanya, tapi tak henti hati ini selalu berkata diam-diam “makasih mas untuk hari ini, aku sangat bahagia bisa ikut bersama mu, menjadi pacar sandiwara mu, menjadi sosok cewek tegar digegalauan mu,,meski hati mu sekarang sedang bersedih, maafkan aku,,, jika aku tak bisa berbuat lebih untuk mu”

Hhm... aku hanya mampu mengucapkannya di hati, berbisik pelan untuk diri sendiri, berharap dia tidak mendengar.

Usai mengantar ku, dia langsung pamit pulang... aku tau betapa lelahnya dia, aku saja sangat merasakannya, apalagi dia yang harus melanjutkan perjalanan keluar kota untuk kembali ketempat kerjanya dengan kekecewaan. Kekhawatiran ku pada keadaannya amatlah dalam, aku takut terjadi apa-apa dengannya, tak lupa ku ucap pesan untuknya “ hati-hati dijalan mas,, kalau uda nyampe rumah sms adek ya..?” lalu senyum ku menghantarnya.

Setelah 1 jam lebih berlalu, dia mengirim sms pada ku, dia berhenti untuk istirahat, aku coba membalas smsnya dengan kata-kata yang membuat dia tetap semangat, lalu dia membalas sms ku “Makasih atas semangatnya. Mas harus segera bangkit lagi kayaknya, memang sulit kalau sudah berbeda, konsekuwensinya mas harus menerima akibatnya, tapi nggak apa-apalah... mas dapat pelajaran dari semua ini, memang sulit belajar ilmu ikhlas sama sabar”. Hanya menghela nafas yang mampu ku lakukan setelah membaca smsnya.

***
Setelah perjalanan itu,, aku mulai dihantui berbagai keraguan, hati selalu gelisah, tidak tenang. Bahkan aku merasa bahwa dia adalah sosok yang memiliki peran penting dalam hidup ku. Bahkan setiap malam aku selalu memeluk boneka yang dihadiahkannya untuk ku sebelum tidur, sesekali airmata ku mengalir tanpa aku sadari, betapa berat perasaan ini, aku tak sanggup menahannya. Aku sangat menyayanginya, tapi aku tidak bisa memilikinya, aku takut rasa ini hanya akan mengulang kesalahan yang pernah dibuatnya, aku takut membuatnya kecewa lagi.

Seperti biasanya, aku selalu ber-sms dengannya, tak pernah bosan walau yang tertulis hanya itu-itu saja. Entah mengapa topik sms kami mengarah ke arah serius.

“Mas capek, biasanya kalau mas kecapek’an kayak gini, mas ingat sama orang yang mas sayang, mas seneng kalau diperhatikan..” itu isi sms yang dia kirim pada ku, aku pura-pura ingin tau siapa orang yang dia maksud.

“eemm.... uda ada yang baru ya..?? kok nggak bilang sih..?”

“nggak ada yang baru mas,,, mas kayaknya masih trauma lah pengen pacaran lagi... apalagi yang beda agama,”

Adrenalin ku berpacu kencang, sungguh isi sms itu telah meruntuhkan gunung harapan ku. Selama ini aku yakin dia juga menyayangi ku, dan aku yakin bahwa kami pasti bisa bersama nantinya, tapi semuanya harus terkubur, aku sadar, Agama bukan lah hal sepele diantara hubungan kami ini.

Airmata ku mengalir, kian deras,, membasahi seluruh wajahku, batin ku pun ikut meratap..”Ya Allah,, cobaan apa lagi ini.? Mengapa Engkau harus mempertemukan ku dengan dia, bila hanya luka jiwa yang akan terukir, Ya Allah... apakah dengan cara ini Engkau mengajari ku untuk bersabar, mengapa aku selalu sulit mendapatkan cinta yang ku ingin, aku sangat menyayanginya, sangat mencintainya, tapi mengapa jurang antara kami sangat lah berbahaya, Ya Allah... tunjukkan aku jalan terbaik-Mu..”

Aku hanya bisa membalas “ iya lah mas,,, Tuhan pasti sudah merencanakan semuanya, makasih atas semuanya mas, makasih juga uda ngasih boneka yang selalu ada buat adek, he..”

“iya,,,itu semua karna mas sayang sama adek, untuk sekarang adek yang ngerti mas..”

Aahh.... kata Sayang yang dikirimnya, mungkin tak berarti baginya, tapi bagi ku,, kata-kata itu seperti ombak besar yang meruntuhkan bendungan airmata ku, sekencangnya aku menangis, entah apa maksud dari semua ini.

Setelah itu lah,,,, aku sadar apa yang harus aku lakukan, memang menghindar bukan jalan yang baik, tapi aku harus pandai memposisikan diri, agar perasaan ini tidak terlalu mendalam.

Waktu terus berlalu, kedekatan ku padanya semakin akrab, hampir mirip dengan orang yang sedang berpacaran. Liburan Natal, dia mengajak ku jalan-jalan, tapi cuaca selalu hujan, jadi susah untuk kami bertemu, ada pun Cuma sebentar, saat itu aku datang kerumahnya waktu hari pertama Natal, itupun dengan baju lusuh dan basah karna kehujanan, aku hanya sebentar bertemu dengannya, tidak sedikit pun bisa menghilangkan rindu ku.

Entah mengapa waktu seakan mengijinkan kami untuk jalan bersama, hari itu tidak hujan lagi, cuaca sangat bagus. Tanpa perencanaan, dia menjemput ku. Kami jalan bersama mengelilingi kota, ada suatu tempat yang ku sukai saat dia pertama kali membawa ku jalan-jalan, tempat itu adalah “Bukit Bintang”, tapi sayang, dulu kami ketempat itu waktu siang hari, aku hanya bisa melihat kota yang dipadati rumah penduduk dan gedung-gedung saja. Aku merasa tidak puas, lalu aku berencana akan kembali bersamanya ketempat itu pada malam hari. Dan keinginan ku itu diwujudkannya, selesai makan dan keliling kota, aku dibawanya ke Bukit Bintang.

Aku terkejut melihat keindahan kota pada malam hari, diatas bukit itu aku bisa melihat kota yang dipenuhi dengan lampu-lampu, dan langit yang dihiasi bulan bersama bintang-bintang. Sungguh pemandangan yang indah dan romantis, aku menikmatinya dengan damai, lirih dalam hati ku pun berbisik pada Sang Pencipta “ Ya Allah.... Engkau lah yang tau akan takdir ku, aku hanya bisa menunggu jawaban ini dengar rasa sabar melewati waktu, malam ini aku bersamanya, aku merasakan kedamaian yang tak ingin ku lepas, Ya Allah.... jangan buat orang sebaik dia merasakan sakit hati atau kecewa karna perasaan ku”. Beberapa saat kemudian dia pun mengajak ku pulang, tentu saja kami tidak boleh berlama-lama, karna dia harus mengantar ku pulang.

***
Kembali lagi,, keraguan mengusik ku, aku butuh suatu kejelasan darinya, sebenarnya seberapa penting diri ku baginya. Tapi aku harus menunggu waktu yang tepat, agar dia tidak merasa tersinggung atas pertanyaan-pertanyaan ku. Dan aku memutuskan, bahwa waktu yang tepat adalah Malam Tahun Baru. Karna aku akan menghabiskan malam itu bersamanya.

Yeaachh.... semoga semuanya bisa dibicarakan dengan baik, aku dan dia pasti akan mengerti dengan keadaan ini. Aku juga tidak mungkin terus berharap padanya, sedangkan akhirnya aku juga tidak tau. Haruskah ku korbankan waktu yang panjang demi sebuah jawaban yang tidak begitu jelas?


Rasanya semua ini tak sanggup untuk ku pendam sendiri, banyak yang menyukai ku tapi semuanya ku tolak, hanya karna demi menghargai perasaannya. Tapi... apakah adil bagi ku, bila aku harus menutup diri dari orang-orang yang mengajak ku untuk serius. Sedangkan yang ku jalani sekarang juga tidak jelas arahnya.

Aku ingin membuat semua ini menjadi nyaman, aku juga tidak akan berpasrah diri pada Takdir Tuhan, walau bagaimana pun rasa sayang ku padanya, Agama ku tidak akan aku korbankan demi cinta ini.

***
Ku pikir malam Tahun Baru ini adalah moment yang tepat untuk kami saling mengungkapkan perasaan. Tapi ternyata tidak lah seperti yang ku harapkan. Dimalam itu kami hanya membahas tentang perasaan yang tidak bisa saling memiliki. Aku sangat merasa kecewa atas pernyataannya, bahwa hubungan kami memang tidak memiliki arah, bahkan dia pun tidak berani memberikan suatu keputusan tentang kedekatan kami ini.

“Mas... tidakkah kau mengerti perasaan ku sekarang..? aku sangat membutuhkan kejelasan dari hubungan ini, betapa perihnya aku, harus berjalan diatas kerikil yang tajam. Aku ingin langkah ku terarah, memiliki tujuan, sehingga aku dapat berpegang kuat pada tekad ku, saat badai mengguncang keyakinan ku...”

***
Setelah event itu, aku merasa bahwa aku harus membuka mata ku dengan lebar, agar bisa melihat pandangan dengan terang. Aku takut bila saat tekad membulat, gelap datang menyapa, hingga membawa ku pada arah yang sesat.

Aku memutuskan untuk memendam rasa cinta yang begitu dalam ini di danau hati yang letaknya tersembunyi dari arah mata manapun. Ku biarkan air mata ini mengalir membuat dalam genangannya, kan ku jaga sampai pada waktu yang tak terbatas, karna tidak ada yang bisa menggantikan keistimewaannya dihati ku.

Aku tau bagaimana perasaannya, begitu sulit dia harus menjalani semua ini hanya dengan 2 mata dan 1 hati. Ku yakin dia butuh sandaran yang lain untuk menenangkan jiwanya yang dilanda probelam kehidupan. Walau sulit bagi ku juga berada disamping mu, tapi ku putuskan akan selalu menjadi pendengar baik mu disaat kau butuh seseorang untuk mendengar keluhan mu.

“ mas.. maafkan aku, aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan. Mungkin kita bukan lah sepasang jodoh, Tuhan sudah punya rencana lain dari pertemuan kita ini, ku harap kau pun mengerti mas, dalam hubungan ini kita sama2 diposisi sulit. Semoga mas masih bisa menemukan seorang wanita yang sesuai dengan keinginan mas. Cinta ku berhenti disini mas, Cukup sampai disini, ku telah memahami waktu dan takdir, bahwa waktu dan takdir tak mengijikan kita menjalin sebuah perasaan yang semakin jauh. U are special someone for me... everyday..”
*****

By: Ayu Sulastri
Email: Ayyu.astri@yahoo.com (YM,FaceBook)


Ketika Cinta Harus Pergi

Pendek Cerita... kami pun berjanji untuk ketemuan. Sesuatu yang di tungggu-tunggu pun tiba. Sosok bertubuh sedikit kecil dan berpakaian sederhana menghampiriku, (persis seperti penampilan abangnya...)

Awal yang baik, kami melanjutkan pertemanan kami dengan sering jalan bareng. Waktu pun terasa cepat berlalu. Dia pindah keluar kota, karena mendapat pekerjaan baru. Aku pun sudah jarang bertemu dengannya. Kalau pun ada,, itu hanya sesekali... bila dia libur dan pulang kerumahnya.


***
Ada suatu malam,,, Aku merasa galau, karna berakhirnya cinta ku pada pacar ku. Ku putuskan untuk menelponnya, karena aku butuh seseorang untuk curhat. Dalam perbincangan itu aku menceritakan apa yang terjadi sebenarnya, tapi yang malah mengejutkan ku.. cerita ku tidaklah se-Ironis ceritanya. Aku pacaran selama 16bln saja kesedihan ini bisa berlarut-larut,, tapi dia malah lebih lama, berpacaran selama 5 thn, tapi tetap tegar menghadapinya.

Aku tersentak sadar,, betapa dia adalah lelaki yang sabar, dia hanya berkata “mungkin dia bukan jodoh mas..”

Hhmm.... rasa damai saat aku mendengar ucapannya, ku rasa kesedihan ini pun harus ku akhiri, memulai cerita yang baru dan semangat yang baru. Ku coba tanya mengapa mereka sampai putus, mengakhiri kebersamaan 5 thn dengan begitu saja. Tapi dia hanya menjawab “berbeda pendapat ajah,, dan kami sudah memutuskan pilih jalan masing-masing”

Sungguh jawabannya itu membuatku merasa tidak puas,, ingin rasanya ku tanya lebih dalam, tapi itu tidak mungkin, aku tidak boleh bertanya terlalu detail,, nanti juga aku akan tau semuanya bila aku mau bersabar.

Sejak mengenalnya, aku selalu ingin tau tentangnnya, ku cari informasi dimana saja, dengan siapa saja, demi mendapatkan sesuatu informasi tentang dirinya, salah satu kabar yang aku tau adalah dia beragama Katholik. Sungguh suatu yang mengejutkan bagi ku... dan mungkin inilah penyebabnya mengapa mereka putus, pasti tidak salah lagi semua itu karena agama.

Aku masih ingat betul 8 April 2011 aku bertemu dengannya disebuah kost Adik sepupuku, dan kini waktu kian berlalu,, perkenalan ku dengannya semakin akrab, saling berbagi perhatian, saling memberi semangat, sebagai tanda kami saling membutuhkan.

Aku mulai rindu, jika lama tak bertemu, aku mulai gelisah bila sms nya tak kunjung menghampiri inbox ku. Ada apa sebenarnya yang terjadi padaku, aku mulai menggantungkan keceriaan ku padanya. Ditambah lagi dia memberi ku sebuah kado yang disaat Ultah ku, dan aku merasa semua itu sangat spesial. Semakin lama rasa ini semakin membukit,, rasa ini sungguh sulit untuk diungkapkan,, aku hanya tidak ingin jika jawaban dari pernyataan hati ku ini adalah CINTA. Aku takut.... aku takut bila Jatuh Cinta padanya.

***
Malam tu malam Minggu,, tiba-tiba Hape ku berdering dan tertulis “ Akis Calling....”
Eemm....hati ku langsung berdetak kencang,, ingin secepatnya ku pencet tombol hijau,, tapi aku perlu waktu sedikit untuk menenangkan hati agar tidak gemetar saat mengangkat telponnya.
Penjang lebar kami bercerita,, walau kadang-kadang terdiam, karna mungkin dia tidak terlalu pandai bicara,, dia kemudian bertanya “nanti hari minggu adek kuliah ya..?”,, “iya mas... emangnya kenapa.?” Jawab ku.

“Enggak,, mas mau ngajakin keundangan ntar tanggal 20 november, Mantan mas nikah...” betapa aku terkejut mendengarnya, masa sih bisa secepat itu pikir ku, baru Februari kemarin mereka putus,, kenapa November ini sudah mau nikah mantannya, ribuan tanda tanya muncul di benak ku. “ mungkin adek nggak bisa ya..?” ucapnya lagi.. tapi aku langsung menjawab “ adek pengen ikut mas, adek pengen kesana, bisa kok... nanti juga nggak banyak tugas lagi, jadi adek bisa ijin dulu minggu itu..” Aku tidak mungkin melewati kesempatan itu, apa pun akan ku lakukan agar bisa ikut dia.
Keinginan itu pun terwujud, dikampus nggak ada dosen, aku pun tanpa pikir panjang langsung pulang, tidak lama kemudian dia pun datang kerumah ku untuk menjemputku, walau cuaca kelihatan mendung, tapi tidak membuat semangat ku lemah untuk ikut dengannya.

Tak perlu berlama-lama lagi, aku berangkat, mungkin sedikit nekad, awan putih berubah menjadi gelap, walau kami berharap hujan tak hadir, tapi kuasa Tuhan tidak lah dapat ditahan, di perjalanan kami kehujanan, kami berhenti disebuah warung untuk menghindari hujan lebat, hampir 1 jam kami disitu, hanya terdiam, sambil terucap doa semoga hujannya berhenti.

Yacchh,,,, sepertinya hujan pun mengerti, meski gerimis mengusik, kami tetap melanjutkan perjalanan, eemm... namanya juga musim hujan,, di perjalanan selanjutnya kami kehujanan lagi, kemudian kami berteduh lagi.

Aku ingin cepat sampai, baju ku juga sudah basah, untuk apa berteduh, aku memaksanya untuk melanjutkan perjalanan kami, akhirnya dia mengikuti ingin ku, Huuuuftt.... perjalanan yang melelahkan,, kesabaran ku seperti membara, aku ingin tau dimana rumahnya,” mengapa jauh sekali..??” ucap ku dalam hati. Jalan rusak dan berliku, turun naik tanjakan, hingga kebun karet pun kami lewati. Hati ku banyak berkata “ Ya Allah... bagaimana mungkin pengorbanannya yang begitu ikhlas harus dibalas dengan sebuah kekecewaan, 5 thn untuk malam minggu bersama pasti sangat melelahkan baginya, mengapa dia begitu kuat..??” Hahh.... keadaan ini membuat ku semakin terkagum padanya.

Tiba-tiba dia berkata pada ku “ pasti nanti adek dibilang pacar mas,,,he..”

Aku langsung menjawab “ ya nggak apa apa lah mas, biarin aja,.” Aku berusaha cuek dengan perkataan itu, walaupun sebenarnya sangat mengagetkan ku.

Akhirnya tiba juga di tempat resepsi, karna hujan tamu pun tidak terlalu ramai, tapi aku tau... orang-orang di sekililing itu memperhatikan ku.

Yupz... perkataannya itu benar, aku dianggap pacarnya, hhmm... terpaksa aku harus mengikuti persandiwaraan ini, Orang tua manta nya, keluarganya, temannya, semua beranggapan begitu. Bahkan sebuah perkataan yang sempat membuat ku terkejut adalah disaat ibu Mantannya berkata “ Oo,,, ada akis... hhmm,, sama cewek yaa,, tapi kok yang ini pake jilbab.?? Yaa... nggak apa apa lah, mungkin yang ini berjodoh”

aku hanya tersenyum, walau dalam hati ku keheranan mulai menghampiri, aku tau jawabannya, Ini lah jawaban atas pertanyaan yang selama ini ku simpan,. Tepat sekali,, mereka harus mengakhiri kebersamaan mereka karena Keyakinan.

Tak lama kami pulang,, berpamitan dengan Pengantin, lalu diminta foto bareng, Mungkin akan menjadi kenangan yang Abadi....

Saat perjalanan pulang,, betapa aku sangat mengerti posisinya, aku tau perasaannya, tidak mudah menerima semua ini dengan bersembunyi dibalik senyum kesederhanaanya. Ingin rasanya aku memeluk erat tubuhnya, agar hatinya yang berdegub kencang dapat meredam, aku tidak tau harus berbuat apa, sebisa mungkin aku harus bisa membuatnya kuat untuk melewati semua ini.

Berkali-kali ucapan terima kasih dia ucapkan untuk ku, karna sudah bersedia menemaninya dalam kisah masa lalunya ini, tapi aku hanya bisa tersenyum, aku takut salah berbicara yang hanya akan menambah lukanya, tapi tak henti hati ini selalu berkata diam-diam “makasih mas untuk hari ini, aku sangat bahagia bisa ikut bersama mu, menjadi pacar sandiwara mu, menjadi sosok cewek tegar digegalauan mu,,meski hati mu sekarang sedang bersedih, maafkan aku,,, jika aku tak bisa berbuat lebih untuk mu”

Hhm... aku hanya mampu mengucapkannya di hati, berbisik pelan untuk diri sendiri, berharap dia tidak mendengar.

Usai mengantar ku, dia langsung pamit pulang... aku tau betapa lelahnya dia, aku saja sangat merasakannya, apalagi dia yang harus melanjutkan perjalanan keluar kota untuk kembali ketempat kerjanya dengan kekecewaan. Kekhawatiran ku pada keadaannya amatlah dalam, aku takut terjadi apa-apa dengannya, tak lupa ku ucap pesan untuknya “ hati-hati dijalan mas,, kalau uda nyampe rumah sms adek ya..?” lalu senyum ku menghantarnya.

Setelah 1 jam lebih berlalu, dia mengirim sms pada ku, dia berhenti untuk istirahat, aku coba membalas smsnya dengan kata-kata yang membuat dia tetap semangat, lalu dia membalas sms ku “Makasih atas semangatnya. Mas harus segera bangkit lagi kayaknya, memang sulit kalau sudah berbeda, konsekuwensinya mas harus menerima akibatnya, tapi nggak apa-apalah... mas dapat pelajaran dari semua ini, memang sulit belajar ilmu ikhlas sama sabar”. Hanya menghela nafas yang mampu ku lakukan setelah membaca smsnya.

***
Setelah perjalanan itu,, aku mulai dihantui berbagai keraguan, hati selalu gelisah, tidak tenang. Bahkan aku merasa bahwa dia adalah sosok yang memiliki peran penting dalam hidup ku. Bahkan setiap malam aku selalu memeluk boneka yang dihadiahkannya untuk ku sebelum tidur, sesekali airmata ku mengalir tanpa aku sadari, betapa berat perasaan ini, aku tak sanggup menahannya. Aku sangat menyayanginya, tapi aku tidak bisa memilikinya, aku takut rasa ini hanya akan mengulang kesalahan yang pernah dibuatnya, aku takut membuatnya kecewa lagi.

Seperti biasanya, aku selalu ber-sms dengannya, tak pernah bosan walau yang tertulis hanya itu-itu saja. Entah mengapa topik sms kami mengarah ke arah serius.

“Mas capek, biasanya kalau mas kecapek’an kayak gini, mas ingat sama orang yang mas sayang, mas seneng kalau diperhatikan..” itu isi sms yang dia kirim pada ku, aku pura-pura ingin tau siapa orang yang dia maksud.

“eemm.... uda ada yang baru ya..?? kok nggak bilang sih..?”

“nggak ada yang baru mas,,, mas kayaknya masih trauma lah pengen pacaran lagi... apalagi yang beda agama,”

Adrenalin ku berpacu kencang, sungguh isi sms itu telah meruntuhkan gunung harapan ku. Selama ini aku yakin dia juga menyayangi ku, dan aku yakin bahwa kami pasti bisa bersama nantinya, tapi semuanya harus terkubur, aku sadar, Agama bukan lah hal sepele diantara hubungan kami ini.

Airmata ku mengalir, kian deras,, membasahi seluruh wajahku, batin ku pun ikut meratap..”Ya Allah,, cobaan apa lagi ini.? Mengapa Engkau harus mempertemukan ku dengan dia, bila hanya luka jiwa yang akan terukir, Ya Allah... apakah dengan cara ini Engkau mengajari ku untuk bersabar, mengapa aku selalu sulit mendapatkan cinta yang ku ingin, aku sangat menyayanginya, sangat mencintainya, tapi mengapa jurang antara kami sangat lah berbahaya, Ya Allah... tunjukkan aku jalan terbaik-Mu..”

Aku hanya bisa membalas “ iya lah mas,,, Tuhan pasti sudah merencanakan semuanya, makasih atas semuanya mas, makasih juga uda ngasih boneka yang selalu ada buat adek, he..”

“iya,,,itu semua karna mas sayang sama adek, untuk sekarang adek yang ngerti mas..”

Aahh.... kata Sayang yang dikirimnya, mungkin tak berarti baginya, tapi bagi ku,, kata-kata itu seperti ombak besar yang meruntuhkan bendungan airmata ku, sekencangnya aku menangis, entah apa maksud dari semua ini.

Setelah itu lah,,,, aku sadar apa yang harus aku lakukan, memang menghindar bukan jalan yang baik, tapi aku harus pandai memposisikan diri, agar perasaan ini tidak terlalu mendalam.

Waktu terus berlalu, kedekatan ku padanya semakin akrab, hampir mirip dengan orang yang sedang berpacaran. Liburan Natal, dia mengajak ku jalan-jalan, tapi cuaca selalu hujan, jadi susah untuk kami bertemu, ada pun Cuma sebentar, saat itu aku datang kerumahnya waktu hari pertama Natal, itupun dengan baju lusuh dan basah karna kehujanan, aku hanya sebentar bertemu dengannya, tidak sedikit pun bisa menghilangkan rindu ku.

Entah mengapa waktu seakan mengijinkan kami untuk jalan bersama, hari itu tidak hujan lagi, cuaca sangat bagus. Tanpa perencanaan, dia menjemput ku. Kami jalan bersama mengelilingi kota, ada suatu tempat yang ku sukai saat dia pertama kali membawa ku jalan-jalan, tempat itu adalah “Bukit Bintang”, tapi sayang, dulu kami ketempat itu waktu siang hari, aku hanya bisa melihat kota yang dipadati rumah penduduk dan gedung-gedung saja. Aku merasa tidak puas, lalu aku berencana akan kembali bersamanya ketempat itu pada malam hari. Dan keinginan ku itu diwujudkannya, selesai makan dan keliling kota, aku dibawanya ke Bukit Bintang.

Aku terkejut melihat keindahan kota pada malam hari, diatas bukit itu aku bisa melihat kota yang dipenuhi dengan lampu-lampu, dan langit yang dihiasi bulan bersama bintang-bintang. Sungguh pemandangan yang indah dan romantis, aku menikmatinya dengan damai, lirih dalam hati ku pun berbisik pada Sang Pencipta “ Ya Allah.... Engkau lah yang tau akan takdir ku, aku hanya bisa menunggu jawaban ini dengar rasa sabar melewati waktu, malam ini aku bersamanya, aku merasakan kedamaian yang tak ingin ku lepas, Ya Allah.... jangan buat orang sebaik dia merasakan sakit hati atau kecewa karna perasaan ku”. Beberapa saat kemudian dia pun mengajak ku pulang, tentu saja kami tidak boleh berlama-lama, karna dia harus mengantar ku pulang.

***
Kembali lagi,, keraguan mengusik ku, aku butuh suatu kejelasan darinya, sebenarnya seberapa penting diri ku baginya. Tapi aku harus menunggu waktu yang tepat, agar dia tidak merasa tersinggung atas pertanyaan-pertanyaan ku. Dan aku memutuskan, bahwa waktu yang tepat adalah Malam Tahun Baru. Karna aku akan menghabiskan malam itu bersamanya.

Yeaachh.... semoga semuanya bisa dibicarakan dengan baik, aku dan dia pasti akan mengerti dengan keadaan ini. Aku juga tidak mungkin terus berharap padanya, sedangkan akhirnya aku juga tidak tau. Haruskah ku korbankan waktu yang panjang demi sebuah jawaban yang tidak begitu jelas?


Rasanya semua ini tak sanggup untuk ku pendam sendiri, banyak yang menyukai ku tapi semuanya ku tolak, hanya karna demi menghargai perasaannya. Tapi... apakah adil bagi ku, bila aku harus menutup diri dari orang-orang yang mengajak ku untuk serius. Sedangkan yang ku jalani sekarang juga tidak jelas arahnya.

Aku ingin membuat semua ini menjadi nyaman, aku juga tidak akan berpasrah diri pada Takdir Tuhan, walau bagaimana pun rasa sayang ku padanya, Agama ku tidak akan aku korbankan demi cinta ini.

***
Ku pikir malam Tahun Baru ini adalah moment yang tepat untuk kami saling mengungkapkan perasaan. Tapi ternyata tidak lah seperti yang ku harapkan. Dimalam itu kami hanya membahas tentang perasaan yang tidak bisa saling memiliki. Aku sangat merasa kecewa atas pernyataannya, bahwa hubungan kami memang tidak memiliki arah, bahkan dia pun tidak berani memberikan suatu keputusan tentang kedekatan kami ini.

“Mas... tidakkah kau mengerti perasaan ku sekarang..? aku sangat membutuhkan kejelasan dari hubungan ini, betapa perihnya aku, harus berjalan diatas kerikil yang tajam. Aku ingin langkah ku terarah, memiliki tujuan, sehingga aku dapat berpegang kuat pada tekad ku, saat badai mengguncang keyakinan ku...”

***
Setelah event itu, aku merasa bahwa aku harus membuka mata ku dengan lebar, agar bisa melihat pandangan dengan terang. Aku takut bila saat tekad membulat, gelap datang menyapa, hingga membawa ku pada arah yang sesat.

Aku memutuskan untuk memendam rasa cinta yang begitu dalam ini di danau hati yang letaknya tersembunyi dari arah mata manapun. Ku biarkan air mata ini mengalir membuat dalam genangannya, kan ku jaga sampai pada waktu yang tak terbatas, karna tidak ada yang bisa menggantikan keistimewaannya dihati ku.

Aku tau bagaimana perasaannya, begitu sulit dia harus menjalani semua ini hanya dengan 2 mata dan 1 hati. Ku yakin dia butuh sandaran yang lain untuk menenangkan jiwanya yang dilanda probelam kehidupan. Walau sulit bagi ku juga berada disamping mu, tapi ku putuskan akan selalu menjadi pendengar baik mu disaat kau butuh seseorang untuk mendengar keluhan mu.

“ mas.. maafkan aku, aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan. Mungkin kita bukan lah sepasang jodoh, Tuhan sudah punya rencana lain dari pertemuan kita ini, ku harap kau pun mengerti mas, dalam hubungan ini kita sama2 diposisi sulit. Semoga mas masih bisa menemukan seorang wanita yang sesuai dengan keinginan mas. Cinta ku berhenti disini mas, Cukup sampai disini, ku telah memahami waktu dan takdir, bahwa waktu dan takdir tak mengijikan kita menjalin sebuah perasaan yang semakin jauh. U are special someone for me... everyday..”
*****

By: Ayu Sulastri
Email: Ayyu.astri@yahoo.com (YM,FaceBook)

http://cerpen.gen22.net

Profil Ahmad Heryawan

Nama Lengkap : Ahmad Heryawan
Alias : Heryawan
Kategori : POLITIKUS
Tempat Lahir : Sukabumi, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Selasa, 19 Juli 1966
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia

Istri : Netty Prasetiyani


H. Ahmad Heryawan merupakan Gubernur Jawa Barat yang saat ini masih menjabat untuk periode 2008-2013 dan merupakan politikus dari Partai Keadilan Sejahtera. Dalam menjalankan tugasnya, ia ditemani oleh Dede Yusuf sebagai wakilnya.
Sebelum menjabat sebagai gubernur Jawa Barat, ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2004-2009. Sebagai seorang pemimpin daerah, misi yang ia bawa adalah menciptakan masyarakat yang memiliki dasar pengetahuan (knowledge) untuk melahirkan dunia dengan wajah baru. Selain itu, Ahmad Heryawan juga memberikan prioritas pada pendidikan murah, sejuta lapangan kerja, kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, dan pembenahan infrastruktur di seluruh wilayah Jawa Barat.
Selain menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Umat Islam (PUI) sejak tahun 2004 hingga sekarang. Ahmad Heryawan adalah politikus yang juga aktif sebagai pendakwah atau mubaligh. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi, antara lain Ma'had Al Hikmah, Dirosah Isla miyyah Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar. Hal unik yang dikenal masyarakat luas dari sosok gubernur ini adalah ia sempat mendapat predikat sebagai Gubernur yang paling banyak memasang Spaduk, Baliho, atau Banner dan sejenisnya di sepanjang jalanan Kota Bandung dan Jawa Barat.
Gubernur Ahmad Heryawan pada tahun 2011 dinobatkan sebagai tokoh perubahan 2011 oleh sebuah media cetak nasional. Pada tahun 2012, ketokohan Ahmad Heryawan disosialisasikan sendiri olehnya melalui SBB yang tersebar di beberapa sudut jalan di Kota Bandung. Ia menilai bahwa tindakannya yang terkesan “show-off” dan ingin memanfaatkan kedudukannya sebagai seorang pejabat daerah adalah wajar untuk tetap mengikat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Namun, keinginan Ahmad Heryawan untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai Gubernur periode 2013-2018 dianggap sulit sejak ia terjerat kasus korupsi pada tahun 2012 ini.
Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila
 
PENDIDIKAN
  • SD Negeri Salaawai 1 (1980)
  • SMP Negeri Sukaraja (1983)
  • SMA Negeri 3, Sukabumi (1986)
  • Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) (1992)
KARIR
  • Dosen Lembaga Dakwah Islam Al Hikmah
  • Dosen Universitas Ibnu Khaldun
  • Dosen Tidak Tetap FE Extention UI
  • Ketua Fraksi PK DPRD DKI 1999-2004
  • Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta 2004-2009
  • Gubernur Jawa Barat
PENGHARGAAN
  • Enterpreneurship Development (2011)
  • Anu Bhawa Sasana Desa (2011)
  • Penghargaan Pendidikan Inklusif (2011)
  • Adiupaya Puritama bidang Penyelenggara Perumahan dan Kawasan Permukiman (2011)
  • Ganesa Prajamanggala Bakti Adi Utama (2011)
  • Satya Lencana Kebaktian Sosial (2011)
  • Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Pratama (2011)
  • Transmigrasi Award (2011)
SOCIAL MEDIA
twitter.com/aheryawan 
 
 
 sumber : http://profil.merdeka.com

Profil Dede Yusuf

Profil dan Biografi Dede Yusuf - Dede Yusuf adalah Calon Gubernur Jawa Barat periode 2013-2017 yang diusung oleh gabungan Partai Demokrat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Untuk lebih dekat mengenal sosok Dede Yusuf, Silahkan simak biografinya secara lengkap di artikel ini.

Yusuf Macan Effendi atau populer dengan nama Dede Yusuf, lahir di Jakarta, 14 September 1966. Dede sebelumnya dikenal sebagai seorang aktor laga baik sinetron maupun layar lebar, namun belakangan dirinya terjun di dunia politik.
Sebagai politikus, dirinya kini menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) dari Partai Amanat Nasional (PAN). Bahkan beberapa kali namanya muncul dalam bursa calon gubernur dan wali kota.
Dede sendiri adalah anak kedua dari pasangan (alm) Ir. Tammy Effendi dan penyanyi Rahayu Effendi, sedangkan kakak kandungnya adalah Bob Soelaiman Effendi. Almarhum ayah Dede bekerja sebagai Direktur di Taman Ismail Marzuki (TIM), yang mengurusi tempat pertunjukan dan kesenian tersebut. Sementara ibunda, adalah seorang penari di Istana Bogor dan Pramugari Garuda yang beralih profesi menjadi bintang film pada 1965.
Saat kehamilan Dede, ibunya masih harus membintangi sebuah film, dan ketika DedeYusuf lahir, salah satu filmnya, MACAN KEMAYORAN sukses di masyarakat. Hal inilah yang membuat ayahnya menamakan dirinya dengan nama Macan.
Dede remaja banyak tertarik pada olahraga Body Building dan Beladiri. Smenjak SMP dirinya telah mengikuti program Weight Training seperti idolanya aktor Hollywood yang kini menjadi gubernur Kalifornia, Arnold Schwarzenegger. Tidak hanya pencak silat yang dipelajarinya, Dede juga mempelajari Karate, Kungfu, Kempo, Jujitsu dan Taekwondo.
Kemampuan beladirinya telah membentuk karakter dan sifat Dede bahkan terobsesi lyaknya bintang beladiri Bruce Lee. Ia kemudian mengikuti casting sebagai figuran Stunt Man/ Fighter di film laga. Kemudian beberapa film dibintanginya, walau hanya memerankan karakter ‘cameo’ bersama Barry Prima, George Rudy, Advent Bangun, bintang Laga yang saat itu tengah naik daun. Selain itu, Dede juga pernah tampil sebagai foto model di majalah ibukota.
Mulailah Dede terjun di dunia selebritis, dan bahkan kuliahnya yang memasuki tahun keempat di Fakultas Teknologi Industri Universitas TRISAKTI ditinggalkannya.
Debut seni aktinya dimulai pada 1986, berperan sebagai pemeran pembantu CATATAN SI BOY, arahan sutradara kondang Nasry Cheppy. Dilanjutkan beberapa Film sukses lainnya, hingga memerani tokoh Jojo dalam serial TV, JENDELA RUMAH KITA (TVRI), yang diputar selama empat tahun (1989-1992) dan serial JALAN MAKIN MEMBARA. Dan membintangi film REINKARNASI yang dimainkan dan disutradarainya, dan berhasil meraih pernghargaan sebagai Film Laga Terpuji Festival Film Bandung 2000. Dede juga pernah menjadi pemandu acara kuiz TAK TIK BOOM, yang juga bertahan diputar selama 6 tahun (1992 – 1998).
Beberapa produk iklan juga dibintanginya, termasuk Tira jeans, Homy Ped, Bodrex, Bosowa motor, Green Sands, dll. Namun yang masih dibintanginya hingga kini (selama 14 tahun) adalah menjadi icon penjualan obat sakit kepala, BODREX.
Dede Yusuf mengawali politik saat bergabung dengan KOSGORO 1992, sebagai salah satu pengurus Pusat. Namun kemudian Dede kembali lagi pada jalurnya dengan maju sebagai kandidat Ketua Umum PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) yang akhirnya dimenangkan oleh Sys.NS dan Dede terpilih menempati posisi Sekjen PARFI.
Pada pemilu 2004, Dede mendaftar sebagai calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) pimpinan Amien Rais untuk daerah pemilihan Jabar IX (Kuningan-Ciamis-Banjar). Kesempatan tersebut akhirnya mengantarkan dirinya duduk sebagai anggota legislatif untuk masa jabatan 2004-2009. Dede duduk di Komisi VII yang membidangi Energi, lingkungan Hidup, Minyak dan Gas serta Ristek.
Dede sendiri adalah suami Ir.Sendy Ramania Wurandani, mahasiswi Tehnik Industri Trisakti yang dinikahinya pada awal 1999. Dari perkawinan mereka dikaruniai, dua putri, Alifiya Arkana Paramita (Lifi) Dan Kaneishia Latifa Zahra (Neisya).

Profil dan Biografi Dede Yusuf.

Demikian informasi yang kita sampaikan, semoga dengan mengenal lebih dekat Calon Gubernur Jawa Barat anda bisa memanfaatkan suara anda untuk pilihan terbaik. Terima kasih telah membaca artikel mengenai Profil dan Biografi Dede Yusuf.


sumber : http://doremiplay.com

Sindiran Untuk Pendidikan Jaman Sekarang

Written By Unknown on Selasa, 11 Desember 2012 | 23.46

Sindiran Sistem Pendidikan Sekarang Ini

Alkisah, pada suatu ketika para binatang besar di hutan ingin mengadakan sekolah bagi para binatang kecil. Para binatang besar itu ingin mengajarkan mata pelajaran yang dianggap penting untuk keberhasilan hidup di hutan, yaitu pelajaran memanjat, terbang, berlari, berenang, dan menggali.

Tetapi, para binatang besar itu tak dapat sepakat untuk menentukan mata pelajaran mana yang paling penting. Sebagai keputusan, seluruh siswa diharuskan mengikuti seluruh mata pelajaran.

Saat sekolah dibuka dan menerima murid dari penjuru hutan, semuanya berbahagia. Semua berjalan lancar dan bergembira pada awalnya sampai suatu ketika terjadi peristiwa. Seekor kelinci kecil yang menjadi siswa di sekolah tersebut mengalami masalah. Tak ada seorang pun di hutan yang tak mengetahui bahwa kelinci terkenal piawai berlari. Tapi saat mengikuti kelas berenang, ternyata kelinci nyaris tenggelam. Pengalaman itu mengguncangkan kelinci. Dia berusaha terus berusaha mengikuti pelajaran berenang walaupun berada dalam trauma. Akibatnya, kelinci tak dapat lari secepat sebelumnya.

Demikian pun murid lain menghadapi masalah. Elang yang dikenal jago terbang ternyata menghadapi masalah dalam pelajaran menggali. Dia tak dapat berprestasi dalam pelajaran menggali sehingga harus belajar ekstra yang membuatnya melupakan keahlian terbangnya.

Demikianlah. Kesulitan demi kesulitan dialami oleh binatang-binatang kecil lainnya, seperti bebek, burung pipit, bunglon, ular, dan sebagainya. Para binatang kecil itu tidak memiliki kesempatan lagi untuk berprestasi dalam bidang keahlian mereka masingmasing. Ini lantaran mereka dipaksa melakukan hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka.

Melalui ilustrasi di atas, kami coba gambarkan teori Multiple Intelligences dari Howard Gardner. Kecenderungan model pembelajaran di sekolah yang hanya mengembangkan dua jenis kecerdasan (kecerdasan bahasa dan logika) sering membuat anak-anak dinilai gagal.

Padahal, anak-anak yang dianggap gagal dalam sistem sekolah tersebut mungkin memiliki bentuk kecerdasan lain (kecerdasan ruang, kinestetis-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis). Walaupun mereka tidak cocok dengan sistem sekolah yang ada, bukan berarti mereka bodoh dan tak akan berhasil di masyarakat. Mereka hanya memiliki kecerdasan dan cara belajar yang berbeda dengan yang biasanya digunakan di sekolah pada umumnya.

Banyak sekolah dan pendidikan yang mencoba menerapkan teori Multiple Intelligences yang lebih menghargai keragaman bentuk kecerdasan dan gaya belajar anak yang menghargai dan mengembangkan anak secara individual.

Jika pengetahuan terhadap kondisi anak-anak ini dibawa ke dalam kesadaran, pengetahuan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga anak-anak dapat mengoptimalkan potensi dirinya.

Jadi sejauh mana anak anda dihargai dan dikembangkan secara individual?


sumber : http://forum.kompas.com

World News

Entertainmet

World News

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. information from the past to the present - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger